Materi Kelas 8 Bab I semester 1

Posted by MASJOHANE On 08.14.00

Bab I

Pertumbuhan dan ­Perkembangan Makhluk Hidup

Standar Kompetensi:
1.     Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar:
1.1   Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
Tugas Pembelajaran:
1.     Menyimpulkan perbedaan pertumbuhan dan per-kembangan makhluk hidup.
2.     Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi per-tumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
3.     Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji.
4.     Menjelaskan metamorfosis dan metagenesis.
Ringkasan Materi
A.    Motivasi
Perhatikan gambar berikut!
Apa yang dapat kamu simpulkan dari gambar 1, 2, dan 3 di atas?
Pernahkah kamu memperhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar rumahmu? Contoh pada tumbuhan yang awalnya berupa kecambah, dengan bertambahnya waktu kecambah akan menjadi tumbuhan yang berukuran besar. Pada hewan yang baru lahir, ukuran awalnya kecil semakin bertambahnya waktu menjadi hewan yang berukuran besar dan pada manusia ketika lahir atau bayi berukuran kecil dengan perjalanan waktu manusia mengalami pertambahan berat badan maupun ukuran. Itu semua menunjukkan makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pada umumnya pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup terjadi secara beriring/bersamaan.
B.    Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri organisme. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran (volume) dan jumlah sel yang tidak dapat balik (irreversible), artinya individu yang telah tumbuh besar tidak akan kembali lagi ke ukuran semula. Pada organisme bersel banyak (multiseluler) selama pertumbuhan akan mengalami pertambahan jumlah sel dan ukuran. Pertumbuhan bersifat kuantitas/kuantitatif (dapat diukur), pertumbuhan pada hewan dan manusia dapat diukur dengan alat ukur seperti penggaris, timbangan. Pada tumbuhan juga bisa diukur dengan auksanometer (busur pertumbuhan) dan mistar.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang teratur dan sering kali menuju keadaan yang lebih tinggi (kompleks) atau kedewasaan. Perkembangan juga dapat dikatakan sebagai suatu seri perubahan pada organisme yang terjadi selama daur hidupnya yang meliputi pertumbuhan dan diferensiasi (spesifikasi). Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi dapat diamati atau bersifat kualitas/kualitatif.
Perhatikan gambar tumbuhan yang diukur dengan auksanometer berikut!
Cara menggunakan auksanometer adalah sebagai berikut:
1.    Ikatkan tali atau benang pada ujung batang tanaman dalam pot yang sudah disiapkan. Barang tersebut diletakkan pada katrol yang ditempatkan tepat di atas tanaman.
2.    Kemudian pada katrol diletakkan alat penunjuk yang dapat berputar mengikuti perputaran katrol.
3.    Pada ujung benang yang lain diikatkan sebuah beban pemberat.
4.    Aturlah penunjuk pada benang katrol tadi agar bergerak sepanjang busur yang telah diberi skala.
5.    Amatilah selama beberapa hari busur penunjuknya dan hitunglah berapa pertambahan tinggi panjang batang itu.
C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan luar.
1.    Faktor Internal (Faktor dari Dalam)
a.    Gen
Gen merupakan bagian dari kromosom yang merupakan pembawa sifat yang diturunkan dari induk kepada anaknya. Setiap sel hidup pada organisme akan mewarisi perangkat genetis dari induknya.
b.    Hormon atau fitohormon
Hormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk  secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan.
Pada manusia terdapat hormon pertumbuhan atau somatotrof yang berperan penting dalam pertumbuhan, pada laki-laki terdapat hormon testosteron yang berperan dalam pertumbuhan ciri sekunder pria. Pada wanita terdapat hormon estrogen yang berperan pada pertumbuhan ciri sekunder wanita.
Pada tumbuhan terdapat hormon tumbuhan antara lain :
1)    Hormon Auksin: berperan dalam mengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung, merangsang pembelahan sel kambium, meningkatkan perkembangan bunga dan buah, merangsang perkembangan akar lateral dan menyebabkan pembengkokan batang.
2)    Hormon Giberlin: berperan dalam merangsang pemanjangan batang, perkecambahan, pertumbuhan tunas,mempercepat munculnya bunga, dan merangsang pertumbuhan buah secara partenokarpi (tanpa fertilisasi).
3)    Hormon Sitokinin: berperan merangsang pembelahan sel (sitokinisis), pembentukan tunas ketiak batang dikotil dan tunas pada kalus, menghambat efek auksin, menunda penuaan dan mempertahankan jaringan.
4)    Hormon Asam Absisat: berperan untuk menghambat pembelahan dan pemanjangan sel, menunda pertumbuhan dan membantu dormansi.
5)    Hormon Gas Etilen: berperan dalam pemasakan buah, etilen juga menyebabkan batang menjadi tebal, untuk menahan pengaruh angin.
6)    Hormon Asam Traumalin: berperan untuk menutup luka pada tumbuhan.
7)    Hormon Kalin: berperan merangsang pembentukan organ tumbuhan. Hormon Kalin dibedakan menjadi 4 macam yaitu kaulokalin (merangsang pembentukan  batang), Filokalin (merangsang pembentukan daun), rizokalin (merangsang pembentukan akar), dan anthokalin (merangsang pembentukan bunga).
2.    Faktor Eksternal (Faktor dari Luar)
Faktor luar atau faktor lingkungan adalah faktor yang ada di sekeliling organisme. Faktor lingkungan ini, antara lain makanan, air, cahaya, suhu, oksigen, kelembapan (pH), udara, tanah, mineral.
D.    Pertumbuhan dan Pekembangan pada Tumbuhan Biji
Hilangkan kulit biji kacang hijau dan jagung, kalian akan menemukan calon individu baru seperti gambar berikut ini.
1.    Struktur Embrio
Tubuh embrio dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
a.    Hipokotil yaitu tubuh embrio di bawah kotiledon.
b.    Epikotil yaitu tubuh embrio di atas kotiledon.
c.    Radikula yaitu bagian paling bawah dari hipokotil yang akan membentuk akar.
Kotiledon berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada titik tumbuh ujung epikotil dan radikula disebut sebagai daerah meristem (pembelahan sel) yang terdapat di ujung akar, batang, dan ujung tanaman.
2.    Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan letak kotiledonnya pada saat berkecambah, perkecambahan dibagi menjadi 2 tipe yaitu Hipogeal dan Epigeal. Pada perkecambahan Hipogeal, kotiledon berada di dalam tanah, contoh pada tumbuhan kacang kapri dan jagung. Pada perkecambahan Epigeal, kotiledon berada di atas tanah, contohnya pada kacang hijau dan kacang tanah.
Perhatikan gambar berikut!
3.    Pertumbuhan Primer
Pada akhir perkecambahan, tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Aktivitas sel meristem menyebabkan  batang dan akar tumbuh memanjang. Proses pertumbuhan ini disebut pertumbuhan primer. Daerah pertumbuhan pada ujung batang dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
a.    Daerah pembelahan sel (sel yang aktif membelah/meristematik).
b.    Daerah pemanjangan sel.
c.    Daerah diferensiasi.
Perhatikan gambar berikut!
4.    Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder tumbuhan terjadi akibat aktivitas kambium. Kambium adalah sebuah lapisan meristematik yang terdapat pada tumbuhan dimana sel-sel pada kambium tersebut aktif membelah dan bertanggungjawab atas pertumbuhan sekunder tanaman. Kambium ini bisa diamati pada bagian batang dan juga akar tumbuhan. Adapun bentuk dari kambium ini berupa lendir yang terdapat pada kulit dan kayu batang. Secara umum, kambium dijumpai pada tanaman dikotil dengan batang keras dan berumur panjang. Pada batang berkayu tersebut, fungsi kambium adalah sebagai medium atau jalur lintas zat hara bergerak dari tanah menuju ke daun. Selain itu, kambium juga berperan sebagai penyalur makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Pertumbuhan sekunder menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun. Perhatikan gambar berikut!
E.     Metamorfosis dan Metagenesis
Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dan metagenesis dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk metagenesis, selain pada hewan juga terjadi pada tumbuhan.

1.    Metamorfosis
Metamorfosis adalah proses perubahan dan perkembangan pada suatu organisme yang disertai perubahan bentuk dari satu fase ke fase berikutnya hingga menjadi organisme dewasa. Proses metamorfosis melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui beberapa tahap pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Metamorfosis ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
a.    Metamorfosis sempurna (holometabolisme)
Metamorfosis disebut sempurna apabila hewan mengalami perubahan bentuk secara nyata dengan tahapan-tahapan yang jelas. Kupu-kupu mengalami tahapan yang panjang sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu akan bertelur. Telur kupu-kupu biasanya diletakkan di dedaunan. Telur kemudian menjadi ulat. Tahap berikutnya ulat akan berubah menjadi kepompong (pupa) dan akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa.
Metamorfosis pada katak (amfibi):
telur ® kecebong ® kecebong berkaki ® katak berekor ® katak dewasa
Metamorfosis pada kupu-kupu
Telur ® larva(Ulat) ® pupa (kepompong) ® dewasa (imago)
b.    Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabolisme)
Metamorfosis disebut tidak sempurna apabila perubahan tubuh yang terjadi tidak mencolok. Contoh metamorfosis tidak sempurna terjadi pada kepik, jangkrik, dan belalang. Pada hewan-hewan tersebut proses menjadi hewan dewasa melalui perubahan dari bentuk nimfa terlebih dahulu. Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan mengalami molting (pergantian kulit), setiap kali setelah molting makhluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa.
Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabolisme) pada belalang:
telur ® nimfa ® dewasa (imago)

Perhatikan gambar berikut!
2.    Metagenesis
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup, yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit. Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis. Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia. Perhatikan metagenesis ubur-ubur (Aurelia). Ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan, yaitu kehidupan saat menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas (medusa).